Apa Alasan yang Tepat untuk Meneliti?

Calon peneliti tentu mempunyai alasan tersendiri untuk meneliti topik tertentu. Topik adalah pokok pembahasan penting yang menjadi perhatian utama. Di dalam topik terdapat unsur-unsur yang membentuk topik tersebut. Itu mungkin berupa faktor (yang menyebabkan topik itu ada) ataupun akibat dari adanya topik tersebut. Tetapi, peneliti yang mumpuni bukan menjadikan topik sebagai alasan ia meneliti, melainkan masalah di balik topik itu.

Mahasiswa—entah itu mahasiswa jenjang S1, S2, atau S3—dididik sebagai calon peneliti yang memiliki kepekaan sebagai ilmuwan. Kepekaan itu berupa kemampuan menangkap fenomena atau realitas sosial yang penuh dengan masalah. Tugas ilmuwan adalah mencoba mengurai masalah itu sehingga menjadi jelas struktur permasalahannya. Selain itu ia berupaya keras mencari solusi. Jika satu masalah telah mendapatkan solusi, maka ilmuwan akan mencoba menangkap masalah baru lainnya yang ada dengan mencarikan solusi yang lain.

Demikianlah, alasan utama orang meneliti adalah karena adanya masalah. Memang ada pihak yang menyatakan bahwa penelitian tidak harus berangkat dari adanya masalah. Penelitian semacam ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya temuan baru berupa solusi jika timbul masalah di masa depan. Namun, sebenarnya itu pun terkandung adanya masalah. Kita dapat mengelompokkan masalah menjadi dua ditinjau dari efektivitasnya. Pertama, masalah yang benar-benar telah terjadi yang bersifat efektif. Kedua, masalah yang di masa yang akan datang diperkirakan terjadi yang bersifat potensial. Jadi, memang penelitian dilakukan seyogyanya karena adanya masalah, baik masalah yang dirasakan saat ini maupun masalah yang diprediksi akan terjadi.

Lalu, apa pengertian masalah itu? Masalah adalah perbedaan antara sesuatu yang seharusnya ada dan sesuatu yang sungguh-sungguh ada saat ini. Kesenjangan itulah yang disebut masalah. Tingkat kemendesakan masalah untuk diatasi terentang mulai dari yang tidak mendesak hingga sangat mendesak. Dilihat dari pihak yang terganggu akibat masalah terdapat masalah pribadi, kelompok, dan masyarakat. Dilihat dari tingkat kesulitan untuk mengatasi, ada masalah yang mudah, sulit, dan sangat sulit diatasi, serta sangat sulit atau tidak dapat diatasi.

Penelitian yang penting dan bernas akan bertolak dari masalah yang mendesak diatasi, dihadapi oleh banyak pihak, dan dapat diatasi oleh ilmu yang mampu dikuasai manusia. Sebaliknya, jika penelitian tidak bertolak dari kriteria semacam ini maka penelitian tersebut kurang layak dilakukan. Dengan kata lain, penelitian itu merupakan aktivitas yang tidak penting dan bernas. Oleh sebab itu, di dalam proposal penelitian selalu ada unsur “kegunaan atau manfaat penelitian” yang terdapat di bagian awal naskah proposal.

Dari uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa ketika kita hendak meneliti dengan kaidah-kaidah ilmiah, kita perlu mempertimbangkan ada-tidaknya masalah. Penelitian ilmiah dilakukan untuk tujuan menutupi kesenjangan antara hal yang seharusnya (das sollen) dan hal yang senyatanya (das sein) terjadi atau akan terjadi. Kalau sudah begitu, penelitian perlu dilakukan. Kalau tidak, maka penelitian itu hanya membuang-buang waktu, pikiran, dan dana.*****

Posted on 29/03/2012, in Uncategorized. Bookmark the permalink. 1 Comment.

  1. Untuk saat ini, masalah apa yang penting diteliti di Indonesia?? yg sangat urgent atau mendesak.

Leave a comment